“Angel, sambalnya sudah jadi belum…kok lama banget ya?” Mama memanggilku dari ruang makan yang terletak
disamping dapur.
“ Iya
Ma…tunggu bentar, ini juga
udah hampir jadi kok, ” aku menyahuti dari dapur.
Nah ini dia salah satu andalanku adalah ulek mengulek sambal. Pasti sudah tahu dong ama yang namanya
sambal. Sambal yang bahan utamanya adalah cabai, merupakan bahan makanan yang tak terpisahkan dari kuliner Indonesia. Banyak orang
yang merasa tidak lengkap rasanya jika makan nasi tanpa sambal. Berbagai macam resep sambal sudah aku pelajari mulai dari Sambal
Kenari (Maluku), Sambal Embe (Bali), Sambal Parado (Nusa Tenggara Barat), Sambal Bajak (Banten), Sambal Dabu Dabu Lilang dan Sambal Rica
(Manado), Sambal Pencit dan
Sambal Terasi
( Jawa Tengah ), sampai Sambel
Kecap Petis dan Sambal Tomat (
Jawa Timur ). Awal mulanya aku tertarik
untuk terjun kedunia persambalan karena aku hoby banget sama yang namanya sambal, ibarat kata kalau makan gak ada sambalnya maka
bagai sayur kurang garam, kurang enak, kurang sedap, hehehe. Walaupun sekarang harga cabe mahal akan tetapi itu
tidak mengahalangiku untuk terus berkreasi dalam membuat aneka jenis sambal. Sambalku
ini sudah sangat terkenal jossnya jadi siapa saja yang mencicipi sambalku dijamin bakal ketagihan
dech. Mulai dari keluarga sampai teman-temanku suka banget sama sambal buatanku ini. Lah…kuq malah promosi.
“Ini ma,
sambalnya,” akupun menaruh secobek sambal terasi diatas meja makan. Ku lihat dimeja makan telah tersaji ayam
goreng dan tempe goreng tak lupa bersama lalapannya, kini semuanya telah
lengkap setelah ditambah sambal terasiku.
Lalu tiba-tiba terdengar suara bel
berbunyi, “duh..siapa ya?” akupun bergegas menuju ruang tamu untuk membukakan
pintu. Terlihat seseorang cowok yang memakai kaos biru dipadukan dengan celana jeans, berdiri didepan pintu
dan tersenyum manis padaku.
“Risky…ayo Masuk Ris…,”
aku mempersilahkan cowok itu masuk.
Nah kalau ini adalah pacarku tersayang, namanya Risky, nama
lengkapnya Risky Perdana Putra. Orangnya cukup keren walaupun sifatnya agak
sedikit cuek. Selalu memakai kacamata karena memang matanya minus gara-gara dia
maniak komik. Dia adalah presiden
BEM dikampusku. Aku bangga bisa jadi ceweknya, maklum dikampus dia banyak yang
naksir akan tetapi akulah yang dapat menaklukkan hatinya, ciey iley...,
Kalau diskripsi tetang diriku aku
gak jelek-jelek amat kok, emang sih aku gak terlalu tinggi, rambutku lurus hitam alami berkilau
(ya…kayak iklan shampo di TV-TV gitu), hidung
gak mancung juga gak pesek, biasa la..hidung aku ini kan low profile gitu…he..he..he.., kalau otak? encer sih…buktinya nilai IP aku sebagai mahasiswa jurusan komunikasi
dua semester awal ini dapat 3,50. Kesimpulannya berarti aku gak jelek-jelek amat untuk bisa menjadi pacar dari
Risky Perdana Putra.
Tiba-tiba Mama nongol
dari balik pintu yang menghubungkan antara ruang tamu dan ruang keluarga.
“E…Nak Risky to, tante kira tadi siapa yang datang, wah kebetulan sekali tante
sudah selesai masak, ayo ikut
makan dulu yuk, ada om juga
kok sudah nunggu dimeja makan,” Mamaku mengajak Risky makan
siang dan didalam telah terlihat
papaku sudah duduk manis dimeja makan.
“Iya deh tante,
kebetulan Risky juga belum Makan,” ujar Risky sambil memegangi perutnya.
“Eemm…maunya Risky tuh Ma…mumpung gratis,” ujarku bercanda
sambil menyikut lengannya. Risky pun hanya bisa tersenyum malu sambil meandangku. Mama dan Papaku sudah cukup mengenal Risky
walaupun kita baru dua bulan pacaran soalnya si Risky sering main kerumah. Kemudian
kamipun makan bersama. Selama makan Risky tidak pernah menyentuh sambalku sama sekali apalagi mencoba untuk
mencicipinya. Sudah bukan menjadi rahasia lagi sih kalau cowok ku ini paling
anti sama yang namanya makanan pedas apalagi sambal. Mukjizat deh,
kalau bisa membujuk Risky makan
sambal. Sebenarnya aku agak kesal juga sih sama cowokku ini, masa
pacarnya jago bikin sambal tapi dianya gak suka sama sambal. Akhirnya terlintaslah ide jahil
untuk mengerjainya. “Ris, ayo
dong dicobain sambalnya, aku sendiri lho yang buat,” aku mencoba untuk
menawarinya.
“Gak usah Gel,” ujar Risky menolak tawaranku.
“Emm..aku tahu kamu pasti bakal menolak,” ujarku dalam hati, kemudian
akupun segera mengambil setengah sendok sambal dan aku taruh dimakanannya.
“Jangan Gel…gak usah,” dia mencoba menolak sekali
lagi. Tapi dasar jahil akupun gak peduli, langsung kutaruh sambal dipiringnya
dan kucampur ke makanannya.Kulihat
ekspresinya kesel melihat ulahku. Tapi
dengan terpaksa dia memakannya,
diakan anaknya jaim pasti dia sungkan sama Mama dan Papa
ku kalau makanannya tidak
dihabiskan. Kulihat wajahnya merah
dan keringetan, segelas air diteguknya hingga habis.
“Maaf tante, mau tambah minum”
ujar Risky sambil menahan rasa kepedasan.
“Oya, ambil aja langsung di dispenser ya Ris, kamu
kepedasan ya ris, duh...si angel ini, lihat tu si risky sampai kepedesan”
Setelah selesai makan,
mama dan papaku pergi keluar
karena ada dari kantor papa. Dirumahpun
cuma tinggal aku dan Risky.
Kulihat wajah Risky memerah dan banyak sekali keringat yang bercucuran, aku
jadi gak tega melihatnya.
“Puas kamu Gel…!” tiba-tiba Risky berkata
dengan nada keras. Akupun kaget dibuatnya.
“Sorry, tadi aku cuma bercanda habisnya aku gregetan
sama kamu, kamukan gak pernah
nyobain sambal buatanku,” ujarku dengan
tampang tak bersalah.
“ Tapi jangan gini caranya, kamu tahu kan aku gak bisa sama yang namanya pedes! aku kecewa sama kamu,”
kulihat wajahnya terlihat semakin
memerah antara menahan rasa pedas dan menahan rasa marah.
“Kok kamu jadi marah-marah gitu sama aku, kan aku sudah minta maaf tadi,” aku pun jadi ikutan terpancing
emosi.
“Kok jadi kamu yang marah? Harusnya aku yang marah” Risky sepertinya mulai emosi.
“Kamu kok gitu sih, akukan
cuma mau kamu nyobain sambalku, sekali-kali aku pingin pacarku sendiri yang
muji rasa sambal buatanku.
“Tapi kan kamu tau sendiri aku
itu gak kuat makan pedas, kalau gitu lebih baik aku pulang saja!”
Kemudian Risky langsung nyelonong keluar pergi meninggalkanku sendirian.
Lah kok aku ditinggal
sendiri, Nyebelin! dasar
tukang ngambek, mungkin dia lagi PMS kali, tau dong apa tu PMS? Yup PMS tu
artinya (Pre Means Sindrome). Duh…kuk aku jahat banget sih ngatain cowokku PMS
segala, mending aku jalan-jalan
ke Mal aja deh. Tadi sih maunya ngajak Risky tetapi keburu ngambek, ya sudah aku pergi sendirian aja
deh.
®®®®®
Wah…ternyata
ke Mal adalah pilihan yang salah! bukannya seneng karena bisa nglupain masalah, E…malah makan
hati gara-gara ngiler pingin shoping, lihat baju bagus-bagus disana sini tapi gak ada doku buat
beli, abisnya saldo tabunganku
udah bener-bener limited edition banget.
Sekarang jadinya malah nongkrong-nongkrong gak jelas sambil makan chocolate cheesy melt sendirian. Hiks…hiks…Bete.
Akhirnya aku jadi kepikiran ama Risky lagi. Aku jadi ingat dulu
bulan-bulan pertama kita berdua jadian, aku sama risky sering banget berantem
hanya gara-gara menentukan tempat makan. Aku kan doyan banget sama sambal jadi
aku selalu memilih rumah makan padang atau di rumah makan gubuk sambal-sambal,
dimana disitu disajikan banyak sekali variant sambal dari berbagai nusantara.
Namun apa daya si Risky gak pernah mau diajakin ketempat makan kayak gituan
karena dia tu gak doyan ama namanya sambal, kena sambal dikit aja matanya
langsung merah melotot seakan-akan mau copot dan keringatnya tuh keluar semua
mungkin hampir satu ember penuh kali. Ah…dasar terlalu hiperbola aku.
Kemudian aku berjalan melewati bioskop yang ada di dalam mal, ada banyak
film yang ditayangkan di bioskop ini dan kebanyakan film horror yang diputar.
Jaman sekarang ini memang hantu-hantu Indonesia sedang laris manis kayak kacang
goring dan semoga saja tidak terjadi eksploitasi berlebihan akan hantu-hantu
Indonesia, ntar mereka bisa kabur kayak yang terjadi pada artis-artis remaja yang
kabur dari rumah gara-gara menjadi korban eksploitasi orang tua mereka sendiri,
cek...cek…
Ah…kalau lihat film horror aku jadi teringat kencan pertama ku dengan si
Risky.
“Mau nonton yang mana? Horror, action atau drama romantis?”. Tanya Risky
pada ku kala itu. Kalau horror,wah gue kayaknya gak deh, abisnya gue orang nya
penakut banget, ntar kalau lihat film horror, bisa-bisa gue gak bisa tidur
karena terbayang-bayang hantunya!. Kalau action…, aduh…tembak-tembakan deh, ga
kuat aku. Kalau film drama romantis…,kayaknya
enggak deh biasanya drama percintaan isinya nangis-nangis bombay gitu,
batin ku dalam hati.
“Kamu kelamaan…, aku yang pilihin aja ya, gimana kalau kita nonton
kuntilanak goyang gergaji, kayaknya seru deh” kata Risky antusias.
What? kuntilanak goyang gergaji? ini kuntilanak sudah alih profesi jadi
penyanyi dangdut kah? wah…bisa-bisa dewi persik atau Julia peres bisa
tersaingi. Tapi gak papa deh, ntar kan kalo nonton film horror, gue bisa
pura-pura ketakutan (sebenarnya bukan pura-pura ketakutan tapi emang
bener-bener takut…) lalu gue bisa cari-cari kesepatan buat sembunyi di balik
lengannya Risky terus Risky bakal nenangi gue sambil megang tangan gue deh, perfect! Hehehehe. Aku nyengar-nyegir sendiri.
“ok, boleh juga” jawab ku.
“ya udah kamu nunggu disini aja biar aku yang beli karcis ama pop corn
nya ya” kemudian Risky berjalan menuju tempat tiket.
“WAAAAAAAA…….!!!”. duh…tenggorokan ku sampe sakit nih gara-gara teriak
melulu dari tadi, ternyata film nya bener-bener NYEREMIN BANGETTTT! Nyesel deh
tadi gue mengiyakan untuk nonton film horror.
Kemudian aku lihat kesamping kanan ku. UH…!Boro-boro dapat pelukan dari Risky,
dianya cuek-cuek aja.
Tiba-tiba dari arah belakang yang gelap terlihat sesosok wanita dengan
rambutnya yang panjang menjuntai tak beraturan ditambah mukanya yang pucat
bersimbah darah.
“WAAAAAAAAAAA…..!!!!!!”. aku berteriak ketakutan sampai keringatan,
nyebelin banget ni film ngagetin aja! Mana dari tadi hantunya terus-terusan
keluar, udah kayak mau reunian aja…
(30 menit
kemudian….) Keringat mulai bercucran seakan lagi mandi uap di salon.
(45 menit
kemudian… ) Bulu kuduk dengan serempak tanpa dikomando sudah berdiri semua
dengan kompak.
(60 menit
kemudian….) Mata mulai berkaca-kaca karena rasa ketakutan yang lebay.
(90 menit
kemudian…) Uda gak tahan… pingin buang hajat kecil alias kencing. Tapi
terpakasa di tahan karena gak berani ke kamar mandi sendirian akibat pengaruh
film.
(120 menit
kemudian) Sudah mau pingsan!!! HELP..ME..
Ternyata kencan pertama ku dan Risky gak terlalu berkesan, bahkan lebih
kearah memalukan, khususnya buat diriku sendiri. Ah, aku jadi kangen ama Risky.
Setelah aku pikir-pikir
ternyata masalah tadi memang akulah yang salah. Gak
seharusnya aku berbuat kayak gitu ke dia. Aku coba ke kontrakannya aja ah…siapa
tahu kita bisa bicara dari hati ke hati. Akupun segera keluar dari Mal dan segera mencari taxi untuk pergi ke kontrakannya Risky.
®®®®®
Setibanya aku di kontrakannya kulihat pintu ruang tamu tidak
tertutup. Uh, dasar anak cowok emang
teledor kenapa pintu gak ditutup sih nanti kalau ada maling masuk gimana dong.
Ku intip pelan-pelan dari balik pintu yang
terbuka sedikit. Namun alangkah kagetnya aku, ku lihat Risky makan sepiring nasi entah lauknya
apa, tapi yang pasti ada secobek sambal didekatnya dan ku lihat dia mengambil
sambal yang ada di dalam cobek lalu menaruh dipiringnya kemudian memakannya.
“Gel, ngapain kamu di situ?” tiba-tiba terdengar suara dari arah belakang.
Ku balikkan badan ku, O…ternyata Deni,
dia itu temen satu kontrakannya Risky.
“Sssuuutttt, jangan berisik soalnya aku lagi ngintipin Risky,” aku
menyuruh Deni agar bicaranya
sedikit pelan.
“Emangnya ada apa sih?”
Deni terlihat bingung melihat tingkahku.
“aku bener-bener heran deh Den, soalnya barusan aku nglihat Risky makan sambal padahal kamu tahu
sendiri kan dia paling gak doyan yang namanya sambal,”
“Oala masalah itu to,
sudah dua minggu ini dia belajar makan
sambal, kamu mau tahu kenapa
Risky bisa nyoba makan
sambal,” ujar Deni membuatku
tambah bingung.
“Mang kenapa?” Tanyaku.
“Katanya sih dia pingin
belajar makan pedes biar bisa
nyobain sambal buatanmu, dia pingin banget muji sambalmu, soalnya kamu bakal
seneng banget kalau sambalmu dipuji apalagi sama pacarnya sendiri,” Deni menjelaskan panjang lebar.
Ha…! yang bener, aku gak
nyangka deh Risky, pacarku yang super duper cuek ini demikian perhatiannya padaku. Kuintip sekali lagi dengan tatapan masih tak percaya,
kulihat wajahnya memerah dan
berkeringat ciri khasnya ketika dia makan makanan yang
pedas, ya ampun aku sungguh tak tega melihatnya tapi aku juga jadi terharu
ternyata dia melakukan ini semua demi aku. Sementara aku tak pernah
menghargainya. Pacar macam
apa aku ini. Akupun tak kuasa meneteskan air mata terharu.
Sekarang aku sadar ternyata cinta itu harus saling menghargai dan saling menerima segala kelebihan dan
kekurangan yang dimiliki oleh pasangan kita karena didunia ini manusia
tidak ada yang
sempurna. Kalau Risky bisa mencintai kelebihan dan kekuranganku
kenapa aku tidak bisa mencintai Risky apa adanya. Rasanya aku ingin berlari menghampirinya
lalu memeluknya serta mengucapkan maaf ris...aku akan selalu sayang ama kamu walaupun kamu gak suka sambalku.
®®®®®
I like sambal…
0 komentar:
Posting Komentar