Senin, 30 Januari 2012

Hello! My Love VS My Sambal

Diposting oleh Raissa Indah Hanjani di 23.15
“Angel, sambalnya sudah jadi belum…kok lama banget ya?” Mama memanggilku dari ruang makan yang terletak disamping dapur.

Iya Ma…tunggu bentar, ini juga udah hampir jadi kok, ” aku menyahuti dari dapur.          
Nah ini dia salah satu andalanku adalah ulek mengulek sambal. Pasti sudah tahu dong ama yang namanya sambal. Sambal yang bahan utamanya adalah cabai, merupakan bahan makanan yang tak terpisahkan dari kuliner Indonesia. Banyak orang yang merasa tidak lengkap rasanya jika makan nasi tanpa sambal.  Berbagai macam resep sambal sudah aku pelajari mulai dari Sambal Kenari (Maluku), Sambal Embe (Bali), Sambal Parado (Nusa Tenggara Barat), Sambal Bajak (Banten), Sambal Dabu Dabu Lilang dan Sambal Rica (Manado), Sambal Pencit dan Sambal Terasi ( Jawa Tengah ), sampai Sambel Kecap Petis dan Sambal Tomat ( Jawa Timur ).  Awal mulanya aku tertarik untuk terjun kedunia persambalan karena aku hoby banget sama yang namanya sambal, ibarat kata kalau makan gak ada sambalnya maka bagai sayur kurang garam, kurang enak, kurang sedap, hehehe. Walaupun sekarang harga cabe mahal akan tetapi itu tidak mengahalangiku untuk terus berkreasi dalam membuat aneka jenis sambal. Sambalku ini sudah sangat terkenal  jossnya jadi siapa saja yang  mencicipi sambalku dijamin bakal ketagihan dech. Mulai dari keluarga sampai teman-temanku suka banget sama sambal buatanku ini. Lah…kuq malah promosi.
 “Ini ma, sambalnya,” akupun menaruh secobek sambal terasi diatas meja makan. Ku lihat dimeja makan telah tersaji ayam goreng dan tempe goreng tak lupa bersama lalapannya, kini semuanya telah lengkap setelah ditambah sambal terasiku.
 Lalu tiba-tiba terdengar suara bel berbunyi, “duh..siapa ya?” akupun bergegas menuju ruang tamu untuk membukakan pintu. Terlihat seseorang cowok yang memakai kaos biru dipadukan dengan celana jeans, berdiri didepan pintu dan tersenyum manis padaku.
“Risky…ayo Masuk Ris…,” aku mempersilahkan cowok itu masuk. Nah kalau ini adalah pacarku tersayang, namanya Risky, nama lengkapnya Risky Perdana Putra. Orangnya cukup keren walaupun sifatnya agak sedikit cuek. Selalu memakai kacamata karena memang matanya minus gara-gara dia maniak komik. Dia adalah presiden BEM dikampusku. Aku bangga bisa jadi ceweknya, maklum dikampus dia banyak yang naksir akan tetapi akulah yang dapat menaklukkan hatinya, ciey iley..., Kalau diskripsi tetang diriku aku gak jelek-jelek amat kok, emang sih aku gak terlalu tinggi, rambutku lurus hitam alami berkilau (ya…kayak iklan shampo di TV-TV gitu), hidung gak mancung juga gak pesek, biasa la..hidung aku ini kan low profile gitu…he..he..he.., kalau otak? encer sih…buktinya nilai IP aku sebagai mahasiswa jurusan komunikasi dua semester awal ini dapat 3,50. Kesimpulannya berarti aku gak jelek-jelek amat untuk bisa menjadi pacar dari Risky Perdana Putra.
Tiba-tiba Mama nongol dari balik pintu yang menghubungkan antara ruang tamu dan ruang keluarga. “E…Nak Risky to, tante kira tadi siapa yang datang, wah kebetulan sekali tante sudah selesai masak, ayo ikut makan dulu yuk, ada om juga kok sudah nunggu dimeja makan,”  Mamaku mengajak Risky makan siang dan didalam telah terlihat papaku sudah duduk manis dimeja makan.
Iya deh tante, kebetulan Risky juga belum Makan,” ujar Risky sambil memegangi perutnya.
“Eemm…maunya Risky tuh Ma…mumpung gratis,” ujarku bercanda sambil menyikut lengannya. Risky pun hanya bisa tersenyum malu sambil meandangku. Mama dan Papaku sudah cukup mengenal Risky walaupun kita baru dua bulan pacaran soalnya si Risky sering main kerumah. Kemudian kamipun makan bersama. Selama makan Risky tidak pernah menyentuh sambalku sama sekali apalagi mencoba untuk mencicipinya. Sudah bukan menjadi rahasia lagi sih kalau cowok ku ini paling anti sama yang namanya makanan pedas apalagi sambal. Mukjizat deh, kalau bisa membujuk Risky makan sambal. Sebenarnya aku agak kesal juga sih sama cowokku ini, masa pacarnya jago bikin sambal tapi dianya gak suka sama sambal. Akhirnya terlintaslah ide jahil untuk mengerjainya. “Ris, ayo dong dicobain sambalnya, aku sendiri lho yang buat,” aku mencoba untuk menawarinya.
Gak usah Gel,” ujar Risky menolak tawaranku.
“Emm..aku tahu kamu pasti bakal menolak,” ujarku dalam hati, kemudian akupun segera mengambil setengah sendok sambal dan aku taruh dimakanannya.
Jangan Gel…gak usah,” dia mencoba menolak sekali lagi. Tapi dasar jahil akupun gak peduli, langsung kutaruh sambal dipiringnya dan kucampur ke makanannya.Kulihat ekspresinya kesel melihat ulahku.  Tapi dengan terpaksa dia memakannya, diakan anaknya jaim pasti dia sungkan sama Mama dan Papa ku kalau makanannya tidak dihabiskan. Kulihat wajahnya merah dan keringetan, segelas air diteguknya hingga habis.
“Maaf tante, mau tambah minum” ujar Risky sambil menahan rasa kepedasan.
“Oya, ambil aja langsung di dispenser ya Ris, kamu kepedasan ya ris, duh...si angel ini, lihat tu si risky sampai kepedesan”
Setelah selesai makan, mama dan papaku pergi keluar karena ada dari kantor papa. Dirumahpun cuma tinggal aku dan Risky. Kulihat wajah Risky memerah dan banyak sekali keringat yang bercucuran, aku jadi gak tega melihatnya.
Puas kamu Gel…!” tiba-tiba Risky berkata dengan nada keras. Akupun kaget dibuatnya.
Sorry, tadi aku cuma bercanda habisnya aku gregetan sama kamu, kamukan gak pernah nyobain sambal buatanku,”  ujarku dengan tampang tak bersalah.
Tapi jangan gini caranya, kamu tahu kan aku gak bisa sama yang namanya pedes! aku kecewa sama kamu,”  kulihat wajahnya terlihat semakin memerah antara menahan rasa pedas dan menahan rasa marah.
Kok kamu jadi marah-marah gitu sama aku, kan aku sudah minta maaf tadi,” aku pun jadi ikutan terpancing emosi.
Kok jadi kamu yang marah? Harusnya aku yang marah” Risky sepertinya mulai emosi.
“Kamu kok gitu sih, akukan cuma mau kamu nyobain sambalku, sekali-kali aku pingin pacarku sendiri yang muji rasa sambal buatanku.
“Tapi kan kamu tau sendiri aku itu gak kuat makan pedas, kalau gitu lebih baik aku pulang saja!” Kemudian Risky langsung nyelonong keluar pergi meninggalkanku sendirian.
Lah kok aku ditinggal sendiri, Nyebelin! dasar tukang ngambek, mungkin dia lagi PMS kali, tau dong apa tu PMS? Yup PMS tu artinya (Pre Means Sindrome). Duh…kuk aku jahat banget sih ngatain cowokku PMS segala, mending aku jalan-jalan ke Mal aja deh. Tadi sih maunya ngajak Risky tetapi keburu ngambek, ya sudah aku pergi sendirian aja deh.

®®®®®

            Wah…ternyata ke Mal adalah pilihan yang salah! bukannya seneng karena bisa nglupain masalah, E…malah makan hati gara-gara ngiler pingin shoping, lihat baju bagus-bagus disana sini tapi gak ada doku buat beli, abisnya saldo tabunganku udah  bener-bener limited edition banget. Sekarang jadinya malah nongkrong-nongkrong gak jelas sambil makan chocolate cheesy melt sendirian. Hiks…hiks…Bete. Akhirnya aku jadi kepikiran ama Risky lagi. Aku jadi ingat dulu bulan-bulan pertama kita berdua jadian, aku sama risky sering banget berantem hanya gara-gara menentukan tempat makan. Aku kan doyan banget sama sambal jadi aku selalu memilih rumah makan padang atau di rumah makan gubuk sambal-sambal, dimana disitu disajikan banyak sekali variant sambal dari berbagai nusantara. Namun apa daya si Risky gak pernah mau diajakin ketempat makan kayak gituan karena dia tu gak doyan ama namanya sambal, kena sambal dikit aja matanya langsung merah melotot seakan-akan mau copot dan keringatnya tuh keluar semua mungkin hampir satu ember penuh kali. Ah…dasar terlalu hiperbola aku.
Kemudian aku berjalan melewati bioskop yang ada di dalam mal, ada banyak film yang ditayangkan di bioskop ini dan kebanyakan film horror yang diputar. Jaman sekarang ini memang hantu-hantu Indonesia sedang laris manis kayak kacang goring dan semoga saja tidak terjadi eksploitasi berlebihan akan hantu-hantu Indonesia, ntar mereka bisa kabur kayak yang terjadi pada artis-artis remaja yang kabur dari rumah gara-gara menjadi korban eksploitasi orang tua mereka sendiri, cek...cek…
Ah…kalau lihat film horror aku jadi teringat kencan pertama ku dengan si Risky.
“Mau nonton yang mana? Horror, action atau drama romantis?”. Tanya Risky pada ku kala itu. Kalau horror,wah gue kayaknya gak deh, abisnya gue orang nya penakut banget, ntar kalau lihat film horror, bisa-bisa gue gak bisa tidur karena terbayang-bayang hantunya!. Kalau action…, aduh…tembak-tembakan deh, ga kuat aku. Kalau film drama romantis…,kayaknya  enggak deh biasanya drama percintaan isinya nangis-nangis bombay gitu, batin ku dalam hati.
“Kamu kelamaan…, aku yang pilihin aja ya, gimana kalau kita nonton kuntilanak goyang gergaji, kayaknya seru deh” kata Risky antusias.
What? kuntilanak goyang gergaji? ini kuntilanak sudah alih profesi jadi penyanyi dangdut kah? wah…bisa-bisa dewi persik atau Julia peres bisa tersaingi. Tapi gak papa deh, ntar kan kalo nonton film horror, gue bisa pura-pura ketakutan (sebenarnya bukan pura-pura ketakutan tapi emang bener-bener takut…) lalu gue bisa cari-cari kesepatan buat sembunyi di balik lengannya Risky terus Risky bakal nenangi gue sambil megang tangan gue deh, perfect! Hehehehe. Aku nyengar-nyegir sendiri.
“ok, boleh juga” jawab ku.
“ya udah kamu nunggu disini aja biar aku yang beli karcis ama pop corn nya ya” kemudian Risky berjalan menuju tempat tiket.
“WAAAAAAAA…….!!!”. duh…tenggorokan ku sampe sakit nih gara-gara teriak melulu dari tadi, ternyata film nya bener-bener NYEREMIN BANGETTTT! Nyesel deh tadi gue mengiyakan untuk nonton film horror.
Kemudian aku lihat kesamping kanan ku. UH…!Boro-boro dapat pelukan dari Risky, dianya cuek-cuek aja.
Tiba-tiba dari arah belakang yang gelap terlihat sesosok wanita dengan rambutnya yang panjang menjuntai tak beraturan ditambah mukanya yang pucat bersimbah darah.
“WAAAAAAAAAAA…..!!!!!!”. aku berteriak ketakutan sampai keringatan, nyebelin banget ni film ngagetin aja! Mana dari tadi hantunya terus-terusan keluar,  udah kayak mau reunian aja…
(30 menit kemudian….) Keringat mulai bercucran seakan lagi mandi uap di salon.
(45 menit kemudian… ) Bulu kuduk dengan serempak tanpa dikomando sudah berdiri semua dengan kompak.
(60 menit kemudian….) Mata mulai berkaca-kaca karena rasa ketakutan yang lebay.
(90 menit kemudian…) Uda gak tahan… pingin buang hajat kecil alias kencing. Tapi terpakasa di tahan karena gak berani ke kamar mandi sendirian akibat pengaruh film.
(120 menit kemudian) Sudah mau pingsan!!! HELP..ME..
Ternyata kencan pertama ku dan Risky gak terlalu berkesan, bahkan lebih kearah memalukan, khususnya buat diriku sendiri. Ah, aku jadi kangen ama Risky. Setelah aku pikir-pikir ternyata masalah tadi memang akulah yang salah. Gak seharusnya aku berbuat kayak gitu ke dia. Aku coba ke kontrakannya aja ah…siapa tahu kita bisa bicara dari hati ke hati. Akupun segera keluar dari Mal dan segera mencari taxi untuk pergi ke kontrakannya Risky.

®®®®®

Setibanya aku di kontrakannya kulihat pintu ruang tamu tidak tertutup. Uh, dasar anak cowok emang teledor kenapa pintu gak ditutup sih nanti kalau ada maling masuk gimana dong. Ku intip pelan-pelan dari balik pintu yang  terbuka sedikit. Namun alangkah kagetnya aku, ku lihat Risky makan sepiring nasi entah lauknya apa, tapi yang pasti ada secobek sambal didekatnya dan ku lihat dia mengambil sambal yang ada di dalam cobek lalu menaruh dipiringnya kemudian memakannya.
Gel, ngapain kamu di situ?”  tiba-tiba terdengar suara dari arah belakang. Ku balikkan badan ku, O…ternyata Deni, dia itu temen satu kontrakannya Risky.
“Sssuuutttt, jangan berisik soalnya aku lagi ngintipin Risky,” aku menyuruh Deni agar bicaranya sedikit pelan.
“Emangnya ada apa sih?” Deni terlihat  bingung melihat tingkahku.
“aku bener-bener heran deh Den, soalnya barusan aku nglihat Risky makan sambal padahal kamu tahu sendiri kan dia paling gak doyan yang namanya sambal,”
“Oala masalah itu to, sudah dua minggu ini dia belajar makan sambal, kamu mau tahu kenapa Risky bisa nyoba makan sambal,” ujar Deni membuatku tambah bingung.
“Mang kenapa?” Tanyaku.
Katanya sih dia pingin belajar makan pedes biar bisa nyobain sambal buatanmu, dia pingin banget muji sambalmu, soalnya kamu bakal seneng banget kalau sambalmu dipuji apalagi sama pacarnya sendiri,” Deni menjelaskan panjang lebar.
Ha…! yang bener, aku gak nyangka deh Risky, pacarku yang super duper cuek ini demikian perhatiannya padaku. Kuintip sekali lagi dengan tatapan masih tak percaya, kulihat wajahnya memerah dan berkeringat ciri khasnya ketika dia makan makanan yang pedas, ya ampun aku sungguh tak tega melihatnya tapi aku juga jadi terharu ternyata dia melakukan ini semua demi aku. Sementara aku tak pernah menghargainya. Pacar macam apa aku ini. Akupun tak kuasa meneteskan air mata terharu. Sekarang aku sadar ternyata cinta itu harus saling menghargai dan saling menerima segala kelebihan dan kekurangan yang dimiliki oleh pasangan kita karena didunia ini  manusia tidak ada yang sempurna. Kalau Risky bisa mencintai kelebihan dan kekuranganku kenapa aku tidak bisa mencintai Risky apa adanya.  Rasanya aku ingin berlari menghampirinya lalu  memeluknya serta mengucapkan maaf ris...aku akan selalu sayang ama kamu walaupun kamu gak suka sambalku.
®®®®®
I like sambal…

0 komentar:

Posting Komentar

 

Chacha Mari Cha Copyright © 2010 Designed by Ipietoon Blogger Template Sponsored by Online Shop Vector by Artshare

welcome to chacha blog.