Hening turun dari mobil sedan warna
merah. Sesaat mata indahnya menatap sebuah baliho berukuran besar di depan
gerbang warna biru yang bertuliskan
“SELAMAT DATANG REUNI SMA PELITA JAYA ANGKATAN 2000/2001”
SMA ini sama seperti tujuh tahun yang lalu
sebelum ia lulus dan melanjukan studinya di bangku kuliah,
hanya sekarang taman depan terlihat sangat asri dengan berbagai macam keelokan
bunga dan dihiasi air mancur mini buatan tepat ditengahnya dan berada diatas
area berbentuk kurva segitiga yang di tumbuhi rumput hijau. Serta cat warna
biru yang mendominasi pada tembok sekolah menambah indahnya sekolah yang
memberinya banyak kenangan. Ya! Hening sangat mengenang sekolah ini.
Mengenangkannya pada masa-masa SMAnya, dan mengenangkannya pada seseorang…
Namun belum sempat ia menegak segelas minuman yang telah
terlanjur menempel pada bibirnya. Tiba-tiba dari kejauhan matanya menangkap
sesosok yang begitu ia kenali.
Bagaikan putaran film flashback,
angannya..., jiwanya... meraba-raba mencari sebuah memori bayangan masa lalu
yang tak akan pernah terlupakan yang kemudian terasa sangat jelas terlihat dan
terlintas kembali didepan mata kejadian tujuh tahun yang lalu.
♥♥♥♥♥♥
“Mengapa kini getir dan pahit rasa dalam
hati, Bingung antara amarah dan kasih dan ini harus diakhri!”.
Hening mencoba untuk menahan tangis,
lidahnya terasa kelu untuk mengucapkannya. Batinya tak kuasa menahan dilema
yang ia rasakan. Dia tak sanggup memandang mata laki-laki yang ada dihadapannya
kini.
” Sayang ini terlalu amat menyakitkan.
Kini lebih sakit ketika harus dilupakan, Sunguh aku tak dapat merelakan...cinta
ku terlepas...dan terhempas”.
Randy sama sekali tak menyangka Hening
akan membuat keputusan yang akan membuatnya terluka. Hatinya hancur atas apa
yang telah hening ucapkan.
” Aku marah…,tapi tak bisa marah padamu.
Aku benci… tapi tak bisa benci padamu. Ingin aku pergi…, menjauh… dan
berlari....Terus berlari…Jatuh…,berlari lagi, aku terluka menahan perihmu tapi
aku tetap mencoba untuk berlari hingga aku tak sanggup! Tahukah kamu!!! ” .
Tangisnya kini tak kuat utuk terbendung lagi. Dia mencoba untuk menguatkan
asanya kembali. Mencoba tegar
dihadapan laki-laki yang telah memberinya cinta. Walaupun cinta itu hanya
separuh.
” Hancur dan perih aku bertanya dalam
hati, Hancur dengan semua ini! dapatkah kesempatan ku
merengkuhnya lagi”. Randy memegang bahunya erat dan menatapnya dengan tajam
seolah ia ingin menggapai lagi jiwanya telah rapuh. Tapi kini semua telah terlambat. Batinnya sudah
terlalu lelah dan terluka.
”Cinta ini tak kan pernah tersalahkan
hanya keberadaannya lah yang salah, ia mulai dari sebuah awal yang salah. Aku
telah merebutnya, dan kini ku telah lelah, membuatku memilih tuk mundur, cinta
tak akan pernah memilih. Yang akhirnya akulah yang hancur! mengapa? apa ini karma? karena merebut cinta yang tak semestinya?”. Bibirnya tergetar mencoba menahan hatinya
yang terasa semakin sakit. Hening
mencoba mencari sandaran namun apa yang dicarinya tak ada. Ia ingin mencari
pegangan tapi ia tak menemukannya.
”Keegoisan ku tlah membuatmu sakit,
memberimu cinta yang tlah terbagi dan hanya menjadi cinta yang tlah di dua
kan”. Randy menyadari dialah yang membuat Hening terluka. Membuat orang yang ia
cintai tergores dan ia tak tahan melihat
tetesan air mata yang jatuh dari mata gadis yang begitu ia puja.
” Segores luka ini memang terasa perih
namun, kan ku bawa cinta ini Selalu….Dalam jiwaku, hatiku, nafasku,…dan tak kan
pernah tersesali keberadaannya”. Ia tahu bahwa sampai
kapanpun di hatinya hanya ada nama Randy, Randy lah orang yang pertama mengisi
hatinya yang kala itu masih putih.
Tiba-tiba randy memeluknya., begitu erat,
begitu kuat. Membuat tubuhnya terasa sakit, ia seperti sesak untuk bernafas,
tulang nya seakan remuk dalam dekapan Randy namun entah mengapa hatinya terasa
begitu hangat di pelukan laki-laki ini. Dan dia rasakan setiap helai kulitnya yang menyentuh
kulitnya.
“Aku mencintaimu Hening…” kata-kata itu bertiup halus
mengetarkan telinganya. Masuk begitu sangat dalam di bagian terdalam dalam
jiwanya.
“Aku…ju..ga…mencintai…mu, ran…dy…” tergetar
bibirnya mengucapkannya. Dia sadar bahwa ia tak akan sanggup melepaskan
cintanya.
Namun kemudian randy bisa membuat bibir nya
berhenti tergetar, ia memberi segenap hati dan jiwanya. Terasa begitu hangat,
terasa begitu lembut. Hingga ia tak kuasa untuk menahannya, sentuhan cintanya,
semua itu terasa begitu sangat dalam masuk kedalam raga dan jiwanya. Dan Hening
pun membalasnya...menyatu dalam helaian cinta.
♥♥♥♥♥♥
Tiba-tiba ia tersadar dari lamunannya.
Hening kembali dalam kenyataan, sakit hatinya, amarahnya, cintanya dan
kecewanya ternyata semua itu terlalu menyesakkan untuk diingat kembali.
Seseorang yang ia lihat dari kejauhan itu kini kian dekat dengannya.
“DUG…!”
Tiba-tiba jantungnya berpacu dengan kencang. Seluruh adrenalinnya mendidih
kepermukaan. Ada desiran hangat mencoba masuk ke dalam setiap relung pori-pori
hatinya. Meniup rasa halus ke dalam dadanya. Suaranya…bau tubuhnya…sentuhan
tangannya…garis wajahnya...semua ini terasa begitu sangat dekat. Semua ini
pernah ia rasakan sebelumnya. Tiba-tiba setetes air tak terasa jatuh menetes ke
pipinya. Bibirnya tergetar menahan tangis.
Ya! ia sangat yakin…!dia yang slama ini ia
rindukan. Dia yang slama ini ia inginkan, ada begitu dekat dengannya, terasa
sangat dekat, dihatinya, dijiwanya,dan kini Randy ada di sampingnya kembali
masuk dalam hatinya.
Terasuk jiwa untuk
kembali pada hati
Meradam raga untuk
kembali
Hangat air menetes
sakit disini
Angin yang berlari
Kini menghampiri
Tercoba tu tak
peduli
Tapi tertentang
naluri
Pada kenyataan
hati
Yang tak penah
mati
Dedicated is calling me "Maia"
0 komentar:
Posting Komentar