Jumat, 24 Desember 2010

home sick T.T

Diposting oleh Raissa Indah Hanjani di 17.17 0 komentar
aduh....aku pingin cepet-cepet pulang ni, hari ini d kos an tambah sepi,
aq udah kangen rumah , kangen mamaku, kangen papaku dan jg kangen adekku,


my sweet humz 


my mom
my dad
my brother


ini semua gara-gara UAP yg ditunda...menunda pula kepulangan q
ini juga gara-gara laporan salah satu mata kuliah q yang menumpuk gak karuan
merusak weekend q

my family, i mizz u all so much....
wait for me, I'll be home soon

Euforia final piala AFF

Diposting oleh Raissa Indah Hanjani di 02.14 0 komentar
skuad tim merah putih
Indonesia Vs Malaysia. Sebentar lagi, tepatnya Minggu (26/12/2010) Timnas Indonesia akan menantang Timnas Malaysia dalam babak Final Piala AFF 2010. Setelah Timnas Indonesia sukses melangkah ke babak SemiFinal Piala AFF Suzuki 2010 mengalahkan tim penuh kejutan Filipina dengan agregat 2-0. Keberhasilan ini langsung membuat jutaan penggila bola di tanah air yakin kalau Timnas Indonesia bakal menjadi juara Piala AFF untuk pertama kalinya. Dibabak penysihan grup, sebenarnya timnas Indonesia sudah bertemu dengan tim Malaysia. Kala itu Irfan Bachdim dan kawan - kawan menghajar si pasukan Upin Ipin ini 5 - 1. Gol timnas merah putih dilesakkan oleh gol bunuh diri Mohd Asraruddin Putra Bin Omar, Muhammad Ridwan, Arif Suyono, Christian Gonzales dan terakhir oleh Irfan Bachdim

Dan inilah jadwal putaran partai final
* Final Leg1 -> Malaysia VS Indonesia (Bukit Jalil Stadium, Kuala Lumpur) – 26 Desember 2010
* Final Leg 2 -> Indonesia VS Malaysia (Gelora Bung Karno, Jakarta) – 29 Desember 2010

Mampukah dalam pertandingan Indonesia VS Malaysia Final Piala AFF 2010 yang akan digelar 26 dan 29 mendatang anak asuh Alfred Riedl ini  mengulangi kesuksesan yang sama?
 Bagaimana prediksi kalian?

Sejarah mencatat Indonesia sudah empat kali masuk Final Piala AFF (dulu Piala Tiger-red) di tahun 2000, 2002, 2004 dan kini 2010. Dari tiga babak Final yang sudah dilakoni, Indonesia belum sekalipun menjadi juara di kejuaraan sepak bola paling bergengsi di Asia Tenggara ini.

Di tahun 2010 ini saatnya merah putih menjadi juara sekaligus mencetak sejarah. Momentumnya sangat tepat. Bermain di Stadion Gelora Bung Karno yang selalu didukung oleh puluhan ribu suporter fanatik, tim berisikan kombinasi pemain muda, berpengalaman dan naturalisasi serta dilatih oleh pelatih cerdas yang memegang teguh kedisiplinan.

Dari segi permainan harus diakui Timnas Indonesia racikan Alfred Riedl tampil sangat menghibur dan terbuka. Permainan menyerang yang diperagakan Firman Utina cs membuat Indonesia menjadi satu-satunya tim di Piala AFF Suzuki 2010 yang sangat subur hingga babak Semifinal, membobol gawang lawan 15 kali dan baru kemasukan dua gol.

Timnas Indonesia juga tidak lagi memiliki ketergantungan kepada satu atau dua pemain untuk menentukan jalannya permainan hingga hasil akhir pertandingan. Lihat saja nama-nama seperti M. Ridwan (2 gol), Arief Suyono (2) dan Oktovianus Maniani (1), sudah mencatatkan nama mereka di papan skor. Lalu ada Bambang Pamungkas (2), Firman Utina (2), Irfan Bachdim (2) hingga topskor sementara Piala AFF Suzuki 2010, Christian Gonzalez yang sudah mengoleksi tiga gol.

Jangan lupakan nama gelandang serang Eka Ramdani yang juga piawai mengatur serangan dan mengawal lini tengah Indonesia. Umpannya ke kotak penalti Thailand di babak penyisihan Grup A membuat pemain bertahan tim Gajah Putih tersebut harus menjatuhkan Gonzalez. Hasilnya, wasit menunjuk titik putih dan Indonesia menyamakan kedudukan 1-1 lewat sepakan Bambang Pamungkas.

Dari sisi pertahanan, meski tidak luar biasa, kuartet Maman Abdurahman, Hamka Hamzah, M. Nasuha dan Zulkifli Syukur patut dihargai karena selalu kompak mengawal daerah pertahanan Indonesia.

Dua bek sayap Timnas Indonesia, M. Nasuha (nomor 2) dan Zulkifli Syukur (3) memiliki mobilitas dan stamina yang sangat baik. Keduanya sering naik membantu serangan lalu turun kembali menjaga pertahanan ketika Indonesia kehilangan bola. Kepala M. Nasuha bahkan harus diperban karena berbenturan dengan pemain Filipina di Semifinal pertama.

Nasuha boleh dibilang menjadi bek kiri paling agresif di ajang ini. Kerjasama dan kombinasinya bersama Okto membuat sisi kanan pertahanan tim lawan dibuat kocar kacir.
Taktik dan strategi yang diterapkan Riedl di setiap pertandingannya juga jitu. Ia selalu jeli melihat jalannya pertandingan untuk menerapkan taktik dan strategi apa yang akan diterapkan.
Pria 61 tahun itu bukan tipe pelatih yang bisa duduk anteng di bangku cadangan. Ia sering membentak, mengomeli, memberikan semangat dan perintah dari pinggir lapangan kepada para pemainnya. Riedl adalah contoh pelatih asing yang tegas dan profesional.

Namun semua kerja keras dan pencapaian yang sudah dilakukan oleh Timnas Indonesia selama babak penyisihan Grup A hingga dua kali Semifinal bisa buyar jika kita tak mampu menjaga kedisiplinan dan mental. Disiplin berlatih, menjaga pola makan dan istirahat serta mengikuti aturan dari pelatih, wajib dilakukan oleh pemain.

Lalu mempelajari gaya bermain calon lawan harus terus dilakukan. Memata-matai kekuatan dan kelemahan calon lawan digunakan untuk menerapkan taktik dan strategi saat pertandingan nanti. Para pemain juga harus bisa mengontrol emosinya. Sikap percaya diri yang terlalu berlebihan juga tak baik untuk persiapan tim. Konsentrasi penuh serta menjaga keharmonisan antar pemain menjadi poin penting dalam menghadapi partai Final Piala AFF Suzuki 2010 pada 26 dan 29 Desember mendatang.

Pengurus PSSI, suporter dan semua pihak juga harus ikut membantu terciptanya suasana kondusif untuk Timnas Indonesia. Jangan lah para pemain dan pelatih dijadikan alat untuk mendongkrak popularitas dan citra politisi dan penguasa. Indonesia juga tak boleh meremehkan Malaysia meski kita pernah menghajar tim negeri jiran tersebut dengan skor 5-1 di babak penyisihan Grup A. Tim asuhan K. Rajagopal itu tentu sudah belajar banyak. Buktinya Vietnam mereka singkirkan dan melaju ke final.

Tentunya Pertandingan  Indonesia VS Malaysia Final Piala AFF 2010 ini akan menjadi tontonan yang cukup mendebarkan dan akan sangat dinantikan oleh seluruh rakyat Inodnesia. Maju Terus Indonesiaku. Garuda Di Dadaku...!!!!!!!!!!!!! Mari kita dukung perjuangan timnas kita dalam Final Piala Aff Suzuki 2010 Indonesia vs Malaysia. Selamat berjuang Timnas Indonesia!
Betul..betul..betul...
b^.^d







Kamis, 23 Desember 2010

pasukan garuda.....timnas indonesia

Diposting oleh Raissa Indah Hanjani di 07.07 0 komentar
ponaryo mantab
 
kaos timnas yang keren abis
skuad tim merah putih
bersiap tempur di lapangan hijau




si ganteng irfan bachdim
 tiga punggawa timnas




Selasa, 21 Desember 2010

laporan PUAP

Diposting oleh Raissa Indah Hanjani di 04.08 0 komentar
BAB I
PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang
PUAP merupakan langkah terobosan Departemen Pertanian untuk mengurangi kemiskinan dan pengangguran. PUAP merupakan entry point dan perekat bagi seluruh program Departemen Pertanian dan sektor lain yang terkait dalam program PNPM-Mandiri. PUAP merupakan program pemberdayaan usaha agribisnis yang ditujukan bagi petani/peternak di perdesaan dalam rangka meningkatkan kualitas hidup. Dalam rangka mempercepat keberhasilan Program PUAP diperlukan strategi pelaksanaan yang terpadu melalui Pengembangan kegiatan ekonomi rakyat yang diprioritaskan pada penduduk miskin perdesaan melalui peningkatan kualitas SDM, Penguatan modal bagi petani, buruh tani dan rumah tangga tani; dan Penguasaan teknologi produksi, pemasaran hasil dan peningkatan nilai tambah.  Keberhasilan PUAP sangat ditentukan oleh kerjasama dan komitmen seluruh pemangku kepentingan mulai dari tahap persiapan, pelaksanaan sampai dengan dukungan anggaran dari tingkat pusat sampai daerah. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) pada tahun 2007 jumlah penduduk miskin tercatat 37,2 juta jiwa. Sekitar 63,4% dari jumlah tersebut berada di perdesaan dengan mata pencaharian utama di sektor pertanian dan 80% berada pada skala usaha mikro yang memiliki luas lahan lebih kecil dari 0,3 hektar. Kemiskinan di perdesaan merupakan masalah pokok nasional yang penanggulangannya tidak dapat ditunda dan harus menjadi prioritas utama dalam pelaksanaan pembangunan kesejahteraan sosial. Oleh karena itu pembangunan ekonomi nasional berbasis pertanian dan pedesaan secara langsung maupun tidak langsung akan berdampak pada pengurangan penduduk miskin.
Permasalahan mendasar yang dihadapi petani adalah kurangnya akses kepada sumber permodalan, pasar dan teknologi, serta organisasi tani yang masih lemah. Untuk mengatasi dan menyelesaikan permasalahan tersebut Pemerintah menetapkan Program Jangka Menengah (2005-2009) yang fokus pada pembangunan pertanian perdesaan. Salah satunya ditempuh melalui pendekatan mengembangkan usaha agrbisnis dan memperkuat kelembagaan pertanian di perdesaan. Dalam rangka penanggulangan kemiskinan dan penciptaan lapangan kerja diperdesaan, Bapak Presiden RI pada tanggal 30 April 2007 di Palu, Sulawesi Tengah telah mencanangkan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri (PNPM-M). Pengembangan Usaha Agribisnis Perdesaan (PUAP) yang dilaksanakan oleh Departemen Pertanian pada tahun 2008 dilakukan secara terintegrasi dengan program PNPM-M. Untuk pelaksanaan PUAP di Departemen Pertanian, Menteri Pertanian membentuk Tim Pengembangan Usaha Agribisnis Perdesaan melalui Keputusan Menteri Pertanian (KEPMENTAN) Nomor 545/Kpts/OT.160/9/2007. PUAP merupakan bentuk fasilitasi bantuan modal usaha untuk petani anggota, baik petani pemilik, petani penggarap, buruh tani maupun rumah tangga tani. PUAP bertujuan meningkatkan kapasitas organisasi Gapoktan sebagai kelembagaan petani di perdesaan yang dapat melayani kebutuhan petani anggota, khususnya dalam bidang permodalan. Sebagai bagian dari program PNPM Mandiri, PUAP yang dilaksanakan oleh petani/peternak di pedesaan diharapkan dapat menjadi motor penggerak untuk menanggulangi/mengurangi kemiskinan sekaligus menciptakan lapangan kerja di pedesaan.

1.2.Tujuan
PUAP bertujuan untuk:
1.  Mengurangi kemiskinan dan pengangguran melalui penumbuhan dan pengembangan kegiatan usaha agribisnis di perdesaan sesuai dengan potensi wilayah;
2.  Meningkatkan kemampuan pelaku usaha agribisnis, Pengurus Gapoktan, Penyuluh dan Penyelia Mitra Tani;
3.  Memberdayakan kelembagaan petani dan ekonomi perdesaan untuk pengembangan kegiatan usaha agribisnis.
4.  Meningkatkan fungsi kelembagaan ekonomi petani menjadi jejaring atau mitra lembaga keuangan dalam rangka akses ke permodalan.








BAB II
SASARAN

Sasaran kegiatan PUAP yang di lakukan di Desa Tawangsari yaitu gabungan kelompok tani (gapoktan), kelompok tani (poktan) serta seluruh masyarakat. Seluruh lapisan masyarakat yang berada di Desa Tawangsari dapat merasakan kegiatan PUAP. Sekitar 800 KK yang berada di Desa Tawangsari merupakan sasaran kegiatan PUAP.
Alasan utama penentuan sasaran kegiatan PUAP ini adalah adanya kendala di dalam penyediaan sarana produksi Pertanian khususnya adalah pupuk, pestisida, dan alat-alat pertanian. Hal ini menyebabkan pengurus Gapoktan Sumber Mulyo, masyarakat Desa Tawangsari, tokoh masyarakat, dan pemerintah Desa Tawangsari membuat suatu kebijakan untuk memanfaatkan dana PUAP untuk pembuatan kios sarana produksi pertanian, pengolahan hasil pertanian, dan peternakan.
Dengan adanya kebijakan ini, seluruh lapisan masyarakat dapat memperoleh sarana produksi pertanian dengan jarak yang terjangkau dan harga yang relative murah. Selain itu, seluruh lapisan masyarakat dapat lebih meningkatkan pengetahuan dalam pengolahan hasil pertanian. Pengolahan hasil pertanian yang baik dapat meningkatkan kualitas produk, memperpanjang daya simpan, dan meningkatkan harga jual produk, sehingga petani dan masyarakat di Desa Tawangsari dapat meningkatkan hasil pendapatan.
        Sasaran kegiatan PUAP yang ada di Desa Tawangsari yang meliputi seluruh lapisan masyarakat di Desa Tawangsari memiliki beberapa keuntungan, antara lain :
1.    Seluruh masyarakat Desa Tawangsari dapat merasakan manfaat dari program PUAP.
2.    Tidak ada masyarakat yang merasakan ketidakadilan.
3.    Dapat meningkatkan pengetahuan masyarakat mengenai Pengolahan Hasil Pertanian, Peternakan, dan Usaha Kecil Menengah (Kios Sarana Produksi Pertanian).




BAB III
KEGIATAN

Pengembangan Usaha Agribisnis di Perdesaan yang selanjutnya di sebut PUAP adalah bagian dari pelaksanaan program PNPM-Mandiri melalui bantuan modal usaha dalam menumbuhkembangkan usaha agribisnis sesuai dengan potensi pertanian desa sasaran. Untuk mengetahui pelaksanaan program PUAP, maka dilaksanakan praktikum yang telah di lakukan pada tanggal 07 Desember 2010 di Dusun Manting dan Ngebrong Desa Tawangsari Kecamatan Pujon Kabupaten Malang.
3.1.    Persiapan dan Perencanaan
Program PUAP yang ada di Desa Tawangsari dilaksanakan mulai November 2009. Kendala yang dihadapi masyarakat Desa Tawangsari sebelum adanya program PUAP terkait dengan pelaksanaan dan pengembangan kegiatan usahatani yaitu susah dalam mendapatkan saprodi dan harga yang di jual terlalu tinggi. Setelah mendapatkan program PUAP dari pemerintah, kesepakatan mengenai penggunaan dana tersebut dimusyawarahkan dengan perwakilan dari kelompok tani yang ada di Desa Tawangsari. Namun, dalam program ini pemerintah tidak langsung lepas tangan dalam pelaksanaannya, pemerintah khususnya Dinas Pertanian dan BKP3 memberikan sosialisasi program PUAP. Hal-hal yang disampaikan dalam sosialisai berkaitan dengan bagaima proses pengembangan PUAP yang akan dilaksanakan di Desa Tawangsari. Selain itu, juga dilakukan identifikasi terhadap potensi ekonomi daerah setempat. Dalam menarik Dinas Pertanian dalam emberian program PUAP, masyarakat desa harus mengeluarkan produk-produk unggulan dan harus mengikuti kegiatan pameran dalam rangka memperkenalkan produk dari Desa Tawangsari.
3.2.    Pelaksanaan
Syarat dalam penerimaan dana PUAP ini dengan mengumpulkan KK dan KTP. Dalam program PUAP ini, Desa Tawangsari mendapatkan modal usaha yang berupa uang tunai yang dikirim langsung lewat rekening salah satu rekening pengurus gapoktan. Dalam program PUAP ini, Desa Tawangsari mendapatkan modal usaha sebesar Rp 100.000.000,- yang berupa uang tunai yang dikirim langsung lewat rekening salah satu pengurus gapoktan. Dana PUAP tidak dibagikan ke tiap-tiap petani berupa uang tunai. Namun, sesuai dengan kesepakatan yang telah dibuta antara gapoktan dengan masyarakat yang tidak tergabung dalam kelompok tani, dana tersebut digunakan untuk memenuhi kebutuhan dari masyarakat Desa Tawangsari dan dibagi ke dalam bidang-bidang usaha.
a.   Bidang Saprodi
Rincian Kegiatan :
Bidang saprodi mendapatkan dana sebesar 70 % dari dana Rp 100.000.000,- yaitu sebesar Rp 70.000.000,-. Dana tersebut digunakan untuk pembukaan kios yang di dalamnya terdapat saprodi yang dibutuhkan oleh masyarakat Desa Tawangsari. Kios-kios saprodi ini tersebar di seluruh wilayah desa. Sehingga, masyarakat tidak mengalami kesusahan dalam mendapatkan saprodi yang dibutuhkan dalam usahatani yang dilakukan. Selain itu, dengan adanya kegiatan ini petani dapat mendapatkan saprodi dengan harga yang lebih murah dari sebelumnya. Sebelum adanya saprodi ini, masyarakat (khususnya petani) mendapatkan pupuk dengan harga yang cukup tinggi, mencapai 2-3x lipat dari harga yang seharusnya berlaku di pasaran yaitu sebesar Rp 100.000,- s/d Rp 130.000,-/ kw.
Sasaran Kegiatan Bidang Saprodi :
Sasaran kegiatan bidang Sarana Produksi Pertanian ini adalah seluruh lapisan masyarakat di Desa Tawangsari.
Kendala :
Kendala dalam bidang ini yaitu kurangnya modal yang diberikan oleh pemerintah, karena dalam pembelian pupuk harus menyetor uang dulu ke distributor.

b.  Bidang Pengelolaan Hasil
Rincian Kegiatan :
Bidang Pengolahan Hasil Pertanian mendapatkan dana sebesar 6 % dari dana Rp 100.000.000,- yaitu sebesar Rp 6.000.000,-. Dana ini digunakan untuk proses pengolahan hasil pertanian yang berupa jenang apel, sari tomat, dan kripik nangka. Namun, peralatan khususnya mesin pengolahan (vacum frying, dll) yang digunakan dalam bidang ini berasal dari dinas pertanian daerah setempat yang diberikan khusus untuk memajukannya pengolahan hasil yang dilakukan. Sebelum dilakukannya kegiatan pengolahan hasil ini, gapoktan harus melakukan uji coba membuat hasil pengolahan dan terdapat beberapa perwakilan dari gapoktan yang dikirim ke dinas untuk mendapatkan pelatihan dalam proses pengolahan hasil yang akhirnya diajarkan ke pekerja yang berasal dari ibu-ibu warga setempat.
Sasaran Kegiatan Pengolahan Hasil Pertanian :
Sasaran kegiatan ini lebih dikhususkan kepada kaum perempuan terutama ibu-ibu yang selama ini bekerja di rumah.
Kendala :
Kendala yang dihadapi dari pelaksanaan bidang ini yaitu dalam mendapatkan bahan baku yang akan diolah. Bahan baku nangka didapat dari desa lain dan terdapat peningkatan dan kelangkaan dari bahan baku, sehingga bidang pengolahan hasil mengalami kemacetan dalam proses produksi.

c.   Bidang Peternakan
Rincian Kegiatan :
Bidang ternak mendapatkan dana sebesar 24 % dari dana Rp 100.000.000,- yaitu sebesar Rp 24.000.000,-. Dana sebesar Rp 24.000.000,- dibelikan kambing, pada saat itu harga kambing Rp 500.000,-/ ekor sehingga didapatkan sebanyak 48 ekor kambing. Metode dari pembangian kambing yaitu bagi petani yang mau memelihara kambing, mendapatkan 2 pasang kambing (betina dan jantan). Bagi hasil antara gapoktan dan petani berupa hasil bagi anak yang dihasilkan oleh kambing tersebut.
Sasaran Kegiatan Bidang Peternakan :
Sasaran kegiatan bidang peternakan adalah seluruh lapisan masyarakat yang berada di Desa Tawangsari.
Kendala :
Masalah yang dihadapi dalam bidang ini, yaitu terjadinya spekulasi harga ternak yang menyebabkan gapoktan tidak  berani melakukan jual beli ternak.

Dalam pelaksanaan kegiatan tersebut, selalu dilakukan pembinaa oleh Dinas Pertanian, pembinaan tersebut dilaksanakan dalam 3 bulan 1x. Apabila dalam pelaksanaan penggunaan dana PUAP tidak sesuai dengan yang disampaikan oleh penyuluh pendamping atau gapoktan, maka terdapat sanksi yang diberikan kepada Desa Tawangsari. Sanksi tersebut berupa tidak diberikan lagi program pengembangan desa yang dilakukan oleh pemerintah. Dana PUAP mendapat tuntutan dari pemerintah untuk selalu berkembang, apabila tidak minimal dana tersebut tetap Rp 100.000.000,-.

3.3.    Monitoring dan Evaluasi
Kegiatan pengontrolan rutin yang dilakukan oleh gapoktan sebagai wujud pengontrolan dan evaluasi terhadap program PUAP ini dilakukan dalam 1 bulan 1x untuk mengetahui berjalannya program PUAP di Desa Tawangsari, pertemuan ini dilakukan oleh pengurus dan wakil kelompok tani. Selain itu juga dilakukan pengawasan langsung dari Dinas Pertanian.

3.4.    Pelaporan
Pelaporan dilakukan olek kelompok tani ke gapoktan dan gapoktan melakukan pelaporan ke Dinas Pertanian. Pembuat laporan ini dilakukan tiap  bulan, dengan tujuan untuk mengetahui perkembangan dari dana PUAP. Laporan yang dilakukan berupa perolehan laba dari usaha yang dilakuka serta masalah atau kendala dari kegiatan yang dilakukan.




BAB IV
KENDALA, FAKTOR PENDORONG, DAN FAKTOR PENGHAMBAT

4.1.Kendala
        Masalah adalah suatu kendala atau persoalan yang harus dipecahkan dengan kata lain masalah merupakan kesenjangan antara kenyataan dengan suatu yang diharapkan dengan baik, agar tercapai tujuan dengan hasil yang maksimal. Masalah adalah suatu kendala atau persoalan yang harus dipecahkan dengan kata lain masalah merupakan kesenjangan antara kenyataan dengan suatu yang diharapkan dengan baik, agar tercapai tujuan dengan hasil yang maksimalMasalah adalah suatu kendala atau persoalan yang harus dipecahkan dengan kata lain masalah merupakan kesenjangan antara kenyataan dengan suatu yang diharapkan dengan baik, agar tercapai tujuan dengan hasil yang maksimal. Masalah adalah suatu kendala atau persoalan yang harus dipecahkan dengan kata lain masalah merupakan kesenjangan antara kenyataan dengan suatu yang diharapkan dengan baik, agar tercapai tujuan dengan hasil yang maksimal
        Dari hasil wawancara dengan narasumber maka dapat ditari kesimpulan beberapa kendala yang dihadapi dalam pengelolaan PUAP didesa tersebut adalah:
1.      Kendala pelaksanaan PUAP terutama terkait dengan masalah pengembangan agribisnis.
        Dari hasil wawancara diketahui bahwa pada awal program PUAP pernah diadakan pelatihan kepada masyarakat dalam pengembangan agribisnis dengan pelatihan pembuatan kripik-kripik yang berbahan dasar dari produk pertanian seperti nangka, apel, dan sebagainya.  Karena mahalnya harga bahan baku dan jarak yang lumayan jauh untuk memperoleh bahan baku kripik, akhirnya program ini tidak berlanjut seperti harapan sebelumnya.
2.      Banyaknya pandangan negatif dari beberapa pihak terhadap pengurus Gapoktan sebagai pengelola dana PUAP. Dari hasil wawancara dengan narasumber yang merupakan pengurus Gapoktan diketahui ada beberapa pihak yang kurang senang dengan adanya pengelolaan dana PUAP oleh pengurus. Beberapa dari orang-orang tersebut banyak yang menyebarkan isu-isu social kepada masayarakat setempat bahwa pengurus  Gapoktan tersebut melakukan korupsi terhadap dana hibah yang diberikan oleh pemerintah.

4.2.Faktor Pendorong
Faktor pendukung  atau  pendorong dalam pengembangan Gapoktan yang utama yaitu kebijaksanaan dari pemerintah berupa program maupun bantuan-bantuan modal misalkan dana PUAP, Berdasarkan Pedoman Umum PUAP Tahun 2009 salah satu program kebijakan pembangunan pertanian dalam rangka pengentasan kemiskinan, ketahanan pangan, dan mewujudkan kesejahteraan petani dan perdesaan adalah program Pengembangan Usaha Agribisnis  Perdesaan (PUAP). Kegiatan PUAP merupakan bentuk fasilitas bantuan modal kelompok tani atau Gapoktan yang selanjutnya akan diberikan kepada petani anggota, baik petani pemilik, petani penggarap, buruh tani, maupun rumah tangga sebagai bantuan modal dalam kegiatan usaha pertanian.
Faktor pendorong selanjutnya yaitu pelatihan-pelatihan kepada pengurus Gapoktan untuk semakin meningkatkan kualitas SDM pengurus, serta adanya penyuluhan-penyuluhan pertanian juga merupakan faktor pendukung dalam pengembangan Gapoktan karena dengan adanya penyuluhan pertanian pengetahuan  petani dan kelompoknya semakin bertambah dan berwawasan luas, sehingga mendukung pengembangan Gapoktan Sumber Mulyo ke depan. Faktor pelancar atau pendukung sangat berpengaruh terhadap kegiatan Gapoktan, karena memberikan motivasi bagi pengurus dan anggota Sumber Mulyo sehingga lebih berkembang dari sebelumnya, selain itu dengan adanya faktor-faktor tersebut kualitas SDM Gapoktan semakin maju, permodalan semakin membaik dan dapat untuk mengembangkan unit usaha yang lebih luas.
Perkembangan Gapoktan selama ini selain karena adanya keterlibatan penyuluh pertanian juga ada keterlibatan dari pihak-pihak lain  yang mendukung perkembangan Gapoktan. Pihak-pihak tersebut antara lain   pihak-pihak ketiga yang berhubungan dengan saprodi serta pemasaran, kemudian pemerintah pusat maupun pemerintah.

4.3.Faktor Penghambat
        Dana yang dihibahkan kepada masyarakat Desa Tawangsari melaluiprogram PUAP bisa diakatakan masih sangat kurang jika dibandingkan  dengan jumlah penduduk desa Tawangsari yang mencapai 800 Keluarga yang setiap keluarganya minimal terdiri dari 4 orang yang mayoritas bekerja sebagai petani. Dana 100 juta yang diberikan pemerintah melalui program PUAP ini dinilai sangat kurang. Hal ini disebutkan oleh pengurus Gapoktan Sumber Mulyo.Dana tersebut masih sangat kurang jika dialokasikan dalam penyediaan saprodi untuk petani di Desa Tawangsari. Dari hasil wawancara dengan sumber diketahui untuk memenuhi kebutuhan transportasi pengurus dari PUAPdi desa tersebut harus mengeluarkan dana pribadi untuk membeli mobil yang dimanfaatkan untuk kepentingan bersama terutama untuk pendistribusian saprodi yang dibutuhkan oleh petani. Harapan dari pengurus adalah pemerintah akan meningkatkan dana bantuan yang diberikan kepada masyarakat bersangkutan yang disesuaikan dengan jumlah warga setidaknya naik dari Rp. 100 juta menjadi Rp. 250 juta.



 
BAB V
PENUTUP

5.1.  Kesimpulan
Sekitar 50 % dari penduduk miskin tersebut tinggal di daerah pedesaan dan memiliki mata pencaharian sebagai petani. Kelompok masyarakat tersebut umumnya tergolong petani berlahan sempit atau buruh tani. Salah satu jawaban dari permasalah di atas, pada tahun 2008 Departemen Pertanian melaksanakan Program Pengembangan Usaha Agribisnis Perdesaan (PUAP) yang secara umum bertujuan untuk mempercepat pengentasan kemiskinan terutama bagi masyarakat petani di pedesaan. Dalam implementasinya program tersebut akan mengupayakan bantuan modal sebesar Rp 100 juta per desa, yang disalurkan melalui GAPOKTAN (Gabungan Kelompok Tani). Bantuan modal tersebut diprioritaskan bagi masyarakat petani yang tergolong miskin dan dapat dimanfaatkan untuk mendukung berbagai usaha/kegiatan agribisnis yang dilakukan petani, di bawah bimbingan pelaksana program di tingkat lapangan. Secara organisatoris, pelaksanaan program PUAP dilakukan oleh Tim Pelaksana mulai dari tingkat pusat, provinsi, kabupaten dan tingkat kecamatan. TIM pelaksana ini merupakan satu kesatuan yang terkoordinsi dan bekerja sama untuk menyukseskan program tersebut. Pada tataran pusat seluruh Eselon I Departemen Pertanian, termasuk Badan Litbang Pertanian, bahkan BBP2TP dan Pusat PSEKP termasuk sebagai anggota Tim Pelaksana PUAP pusat. Selanjutnya pada tingkat provinsi, Kepala BPTP sebagai Sekretaris Pelaksana PUAP tingkat provinsi (Departemen Pertanian).
Dalam pelaksanaannya di desa tawangsari, kecamatan Pujon,program PUAP sudah berjalan hampir 1 tahun. Dimulai dari bulan Desember 2009, sampai sekarang. Program ini berjalan sangat baik, kelompok tani dapat mengelola dana hibah tersebut dengan membangun toko pertanian yang menyediakan saprodi bagi masyarakat petani sekitarnya. Terutama dalam menyelesaikan masalah pupuk, desa ini memang dulunya susah untuk mendapatkan pupuk. Menurut kepala Gapoktan pupuk tersebut ditimbun oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab. Keadaan ini tentunya membuat petani menjadi kesulitan untuk mendapatkan pupuk,belum lagi harganya yang dapat melambung tinggi hingga mencapai dua kali lipat antara 90 – 120 ribu. Dengan adanya program ini masyarakat berharap dapat mencapai kesejahteraan dan mendapatkan modal untuk mengembangkan usaha atau budidayanya. Program PUAP ini sangat membantu bagi petani-petani disana,karena dapat dilihat kepedulian pemerintah untuk membuat masyarakat merasakan mendapatkan bantuan yang dapat mensejahterakan dan menambah modal usahanya.
                                  
5.2.  Saran
·         Dengan adanya program PUAP ini diharapkan masyarakat dapat lebih mandiri untuk mengembangkan usahanya.
·         Program PUAP dapat berjalan dengan baik dan lebih meringankan petani terutama dalam masalah permodalan.
·         Menambahkan modal bagi petani-petani,terutama di daerah terpencil serta lebih merata dalam pembagiannya,jangan sampai ada pihak –pihak atas yang berbuat curang.




















Minggu, 19 Desember 2010

tanpa rasa

Diposting oleh Raissa Indah Hanjani di 01.28 0 komentar
Aku tak rasa lagi hilang akan dirimu

Aku tak rasa lagi hampa tanpa dirimu

Aku telah biasa untuk melepaskannya

Aku sudah biasa untuk tanpa dirinya
Semua yang telah terjadi biarlah terjadi

Semua yang kan terjadi biarkan menjadi

Aku telah biasa untuk hadapi semua

Aku sudah biasa hadapi segalanya
Tak ada lagi sedih untuk kehilanganmu

Tak ada lagi tangis untuk dirimu

Tak akan ada benci kepadamu

Semua tentang dirimu semua telah berlalu
Aku tak rasa lagi hilang akan dirimu

Aku tak rasa lagi hampa tanpa dirimu

Aku telah biasa untuk melepaskannya

Aku sudah biasa untuk tanpa dirinya
Tak ada lagi sedih untuk kehilanganmu

Tak ada lagi tangis untuk dirimu

Tak akan ada benci kepadamu

Semua tentang dirimu semua telah berlalu
Tak ada lagi sedih untuk kehilanganmu

Tak ada lagi tangis untuk dirimu

Tak akan ada benci kepadamu

Semua tentang dirimu semua telah berlalu

Koleksi Cokelat yang lain.
Mp3 Download & Lirik Lagu Cokelat – Tanpa Rasa
Gambar Artis Indonesia

Kamis, 16 Desember 2010

road to campus

Diposting oleh Raissa Indah Hanjani di 19.58 0 komentar
universitas brawijaya
institut teknologi sepuluh november
universitas gajah mada
universitas jember
 

Chacha Mari Cha Copyright © 2010 Designed by Ipietoon Blogger Template Sponsored by Online Shop Vector by Artshare

welcome to chacha blog.